Friday 25 March 2011

Aku adalah aku

What is Following?

bagaikan ingin mati

kalah dan beralah
pada keadaan
adalah satu lambang kelemahan
kau dan aku

terpaksa melakukan ini kah kita
setelah kian lama
memadu kata?

betapa keterpaksaan ini
kian menjerut ku
betapa air mata ini
bagai tak ingin turun lagi
setelah kian lama ia bergenang
dan hampir melimpah
dari kolam mata ku......

betapa pengorbanan ini
kian menghimpit mu
kau bagaikan merpati hilang arah
mengharap suatu ketika
kan bertemu jua
jalan pulang...

betapa kesakitan ini
kian dirasai
oleh kita
bagai tiada tertahan lagi
bagai ingin mati
bagai ingin menyerah diri..!

Ketidak fahamanku


dengan telanjang kaki 
menahan panas terik matahari
perjuangan bocah dalam meraup sesuap nasi
hanya kepolosan yang tampak 
dari wajah kumuhnya
dengan bermodal belas kasih dari para dermawan
ia bertahan diantara kejamnya dunia jalanan
semangatnya ta’ pernah pudar oleh letih
meskipun hak bermainnya dirampas oleh ketidak adilan
serta kucuran keringat yang dipaksa demi recehan
meski seratus rupiah terlihat kegembiraan darinya

Tuhan. . .
Tunjukan kuasaMu, , ,
Jika Engkau beri hamba kesempatan menyaksikan ini semua
Maka beri juga hamba kemampuan untuk bergerak
Engkau beri hamba hati serta akal. . .
Sedang hatiku berontak, serta akalkupun meronta, , ,
Hingga dalam benak ku bertanya . . .
Apa arti ini semua????????
Inikah keindahan dalam perbedaan??
Antara seratus rupiah dengan milyaran rupiah
dibalik lemari besi penguasa
Inikah keindahan dalam perbedaan??
Antara kolong jembatan dengan apartemen pejabat
yang kian menggapai langit. . .
Inikah perbedaan yang katanya indah??
antara yang didzalimi dengan yang mendzalimi. . .
ini semua kah keindahan yang sering menggema ditelinga
atau aku yang belum faham akan keindahan perbedaan. . .
hingga memunculkan multi tafsir dalam benakku. . .
tentang ini semua

mataku hanyalah menyaksikan
sedang hatiku hanyalah merasakan
pahitnya kehidupan jalanan
dan kupertanyakan pada langit
dimana keindahan atas perbedaan
jika keduanya enggan buat saling tanting
telingaku sudah terlalu risih
untuk mendengar keindahan itu
sedang semua ingin berkuasa
saat melangkahpun saling serimpung
mendahului
ini bukan keluhku
namun ini hanyalah tanyaku
atas ketidak fahamanku

jika memang indah kebenarannya
kenapa selalu darah bertumpah
dalam peyelesaian masalah
dan jika memang indah yang dibetulkan
kenapa tempat tinggalku
selalu terkena penggusuran
inikah keindahan itu
keindahan diantara perbedaan